Diving
Jabodetabek
Jakarta
Pantai Pulau
Pulau Seribu: Pelesiran Tiga Generasi
Ngajak jalan anak, gak
harus menjauhkan kita dari kebersamaan dan keseruan sama teman-teman. Malah
bisa jalan bareng sekalian. Bisa juga mengajak anggota keluarga lainnya. Ini yang
kami lakukan buat mengisi libur akhir pekan sekaligus menyalurkan hobi yang
sudah lama gak tersalurkan, menyelam.
Pilihan rasional bagi
kami orang Jakarta dan pinggirannya, yang juga hanya memanfaatkan libur dua harian
di akhir pekan, adalah ke Kepulauan Seribu. Jarak dekat, masih DKI Jakarta,
biaya relatif gak besar, dan lumayan banyak pilihan. Kali ini, tujuannya adalah
ke pulau Pramuka.
Rencana ke Kepulauan Seribu
lumayan dadakan. Sampai hari H keberangkatan, akhirnya cuma ada tiga keluarga
yang ikut, di luar rombongan Bang Leo (crot) yang bawa murid-muridnya buat
ujian open water. Alaiq-Adita plus
keluarga, dan Imel dengan keluarga besarnya juga. Masing-masing bawa anak dan
ortu tercinta. Jadilah pelesiran tiga keluarga dan tiga generasi, eyang-anak-cucu.
Peran eyang atau ortu di sini gak cuma jadi penggembira pelesiran. Memang sudah
diniatin dari awal buat diajak, jadi anggota resmi peserta trip Kepulauan Seribu. Tujuan mulianya, biar eyang refreshing santai di pantai, dari pada
di rumah terus. Juga misi mulia lainnya yaitu jagain anak, pas kita-kita sedang
nyemplung di laut atau nyelam. :p
Berangkat sekitar jam setengah
enam pagi dari Depok melewati tol
jagorawi dan tol dalam kota, kami sama sekali gak mendapatkan perlawanan yang berarti
dari jalanan Jakarta. Kosong melompong, beda jauh kalau pas hari kerja. Sebelum jam tujuh kami sudah sampai di
dermaga Marina Ancol. Sudah ramai orang-orang berkerumun di depan pintu-pintu
dermaga, antre mau nyebrang dan loading
ke kapal. Mobil saya simpan di parkiran di ujung jalan Marina dekat pos security, biar aman karena mau ditinggal
nginap semalam. Banyak juga yang parkir di pinggir jalan sepanjang dermaga. Aman juga.
Penginapan dan speedboat sudah dibooking sebelumnya. Sekitar satu jam penyeberangan ke pulau Pramuka,
Lana dan Keano kelihatan menikmati sekali perjalanan dengan speedboat. Hentakan badan bawah kapal yang
beradu dengan ombak, seolah jadi ayunan di wahana permainan. Boro-boro mabok
laut, yang ada malah pecicilan, juga
anteng melihat ke luar jendela. Sesekali ngemil makanan ringan yang sengaja
dibawa buat di perjalanan.
Di pulau Pramuka kami mendapatkan
penginapan persis di depan dermaga. Untunglah, jadi eyang gak perlu jauh-jauh
jalan kaki. Dan kami juga bisa mendapatkan pemandangan, suasana laut dan dermaga
langsung dari depan kamar.
Sambil menunggu kamar siap, kami jalan-jalan dulu di pulau Pramuka yang termasuk padat dengan rumah penduduk, makan ringan di warung, dan melihat penangkaran penyu.
Sambil menunggu kamar siap, kami jalan-jalan dulu di pulau Pramuka yang termasuk padat dengan rumah penduduk, makan ringan di warung, dan melihat penangkaran penyu.
Selesai pembagian kamar
dan istirahat sebentar, gak lama kemudian datang gerobak katering pembawa
makanan di depan penginapan. Meja disusun, makanan pun digelar. Menunya
maknyus, lengkap dengan sayur juga buah-buahan jeruk dan semangka. Yang pasti
gak ketinggalan adalah lauk segar dari laut, alias seafood seperti ikan bakar dan udang goreng tepung. Dengan
demikian, maka sudah gugurlah larangan buat eyang makan seafood. Karena judulnya piknik, kolesterol dilupakkan sejenak. Gak
apa-apalah sesekali saja. “Pamali, gak usah bilang-bilang kolesterol di sini”,
kata ibu pembawa kateringnya sekaligus mempertegas untuk melupakan sejenak ancaman
kolesterol.
Perut sudah kenyang, sempat
leyeh-leyeh dan rebahan sebentar, tanpa babibu kami langsung jalan-jalan
sekitar pulau pramuka, dan mulai ‘melaut’ dengan ojek perahu. Agak sorean
langsung ke menu utama; diving. Selama
menyelam, anak-anak dan eyang-eyang menunggu di atas perahu.
Asyik menyelam, saya gak tahu persis apa saja aktifitas anak-anak
dan eyang di atas perahu selama menunggu kami sekitar empat puluh menitan. Hanya
bapaknya Imel yang snorkeling di
sekitaran perahu. Kalau Keano katanya sempat tertidur. Mungkin enak diayun-ayun
ombak dan semilir angin laut yang sepoi-sepoi. Yang pasti di hari pertama itu,
rencana, sistem, dan job desk
masing-masing berjalan dengan mulus. :p
Penyelaman pertama
berjalan sukses. Buoyancy dan
lain-lain ternyata masih aman, gak banyak berubah, walaupun sudah lama gak diving. Selesai nyelam, perahu kembali
ke pulau Pramuka. Gak mau rugi lihat langit yang masih terang, kami
menghabiskan sore dengan bermain di pantai dekat dermaga. Pantainya dangkal,
airnya bening. Sesekali berenang-renang kecil ke perahu yang sedang ditambatkan
di dermaga. Sesederhana itu, tapi Lana dan Keano sudah senang banget main di
sini.
Sebelum maghrib kami
kembali ke penginapan. Bilas badan dulu di pancuran yang memang disediakan di
depan penginapan. Dan makan malam (padahal masih maghrib) sudah standby, siap digelar di depan kamar. Nemu
makanan enak setelah diving dan
bermain di laut tuh sesuatu banget. Selanjutnya, enteng saja, tinggal mengikuti
alur waktu yang ada. Makan enak, jalan-jalan dan menikmati senja sampai malam
di sekitar dermaga. Ngantuk datang, tinggal tidur nyenyak di kamar yang ber-AC.
Pagi, sambil menunggu
anak-anak bangun dan siap-siap, seperti biasa saya jalan kaki mengeksplore lokasi, sekaligus menikmati
udara pagi. Melihat sunrise di sisi
timur pulau, dan merasakan denyut pagi masyarakat pulau Pramuka. Jalan kaki
keliling pulau dan menyusuri jalan-jalan kecil pulau Pramuka selama hampir satu
jam, membuat badan menjadi lebih segar. Terutama mata dan otak ini, yang hampir setiap
hari terkena polusi Jakarta dan kawasan industri.
Menu utama trip hari ke
dua adalah diving di Semak Daun, salah
satu titik favorit penyelaman yang dekat dengan pulau Pramuka. Pulau Semak Daun
memang spot dengan soft coral yang
masih cukup baik. Gak cuma asyik buat diving,
di sini juga lokasi yang bagus untuk snorkeling.
Berangkat pagi sekitar
jam delapan, melewati jalur antara pulau Panggang dan pulau Karya, dari pulau
Pramuka ke pulau Semak Daun butuh waktu sekitar tiga puluh menit dengan perahu.
Sebelum menuju titik penyelaman, kami singgah dulu di pulau Semak
Daun, ngedrop anak-anak dan eyang-eyang di pulau. Biar anak-anak bisa main-main
di pantai, sambil menunggu kami menyelam. Semak Daun memang tempat
yang pas buat nyantai, dengan pantainya yang landai, bersih, dan berpasir putih.
Eyang juga bisa nunggu dan ngawasin anak-anak sambil ngadem di bangku-bangku di
bawah pohon, gak jauh dari warung kecil yang cuma ada satu-satunya di pulau
Semak Daun.
Dipandu Bang Moko, guide menyelam kami selama di kepulauan
seribu, penyelaman pagi di Semak Daun ini lumayan enak. Visibility oke, gak ada arus, coral masih bagus, di bawah nemu
beberapa nudibranch, dan berpapasan dengan ikan-ikan berbagai macam warna, juga
lion fish. Jangan bandingkan dengan
spot lain macam di Wakatobi atau Tulamben misalnya. Tapi untuk ukuran Jakarta,
dan yang sudah lama gak diving,
penyelaman di Semak Daun ini sudah lebih dari cukup. Pagi itu, kami melakukan
dua kali penyelaman. Dan dari kedua-duanya, untungnya visibility dan arusnya masih oke.
Selesai diving, kami ke pulau Semak Daun lagi bergabung
kembali dengan anak-anak dan eyang. Bermain-main dulu sebentar dengan anak-anak
di pantai, sambil istirahat dan makan siang. Makan siang sudah disiapkan
sebelumnya dan dibawa dari pulau Pramuka, dikemas jadi nasi kotak, bagian dari
paket ‘katering’ dua hari satu malam.
Tengah hari kami kembali
ke pulau Pramuka. Agak terlambat, karena sudah lewat waktu check out kamar. Jadi kami harus buru-buru bersih-bersih dan packing.
Repackage dari Lima
Tahun Lalu.
Perjalanan ke pulau
seribu Ini memang trip yang hampir
sama dengan lima tahun lalu. Dengan titik penyelaman dan transit yang sama.
Nginap juga di pulau Pramuka walaupun beda penginapan. Diving di sekitar pulau Pramuka dan di Semak Daun juga. Pesertanya
juga sama, sebagian kecil dari yang lima tahun lalu. Yang beda jumlah peserta,
umur dan statusnya. Keano belum ada, Lana waktu itu masih berumur satu tahun.
Eyang masih kelihatan segar dan kuat jalan. Iqbal, Adita, dan Imel masih lajang.
Dari dua kali diving trip di Kepulauan Seribu ini, kita
masih sering terlontar rencana untuk merepackage
pelesiran seperti ini lagi. Mudah-mudahan dengan peserta yang lebih banyak.
Walaupun kita sudah jarang ketemu, dan semakin
berpencaran tempat kerja. Mungkin bisa
tetap di Kepulauan Seribu, atau lokasi lain. Dan yang dulu para lajang bujangan
ini, juga bisa membawa anak dan keluarganya masing-masing.
***
2 komentar
Sekali-kali ketempat saya ya....Pulau Harapan atau Pulau Kelapa.... klo blom ke pulau ini berarti penjalanan kepulau seribunya belom lengkap.....
ReplyDeleteKak, ingin sangat kaak ðŸ˜
ReplyDelete