Swift

Hong Kong Trip 2016, ...tahun 2017 bagaimana?



Trip Hongkong dan sekitarnya di Tahun 2016 kemarin selalu jadi trip yang spesial buat kami. Perjalanan seminggu keliling Hong Kong, Shen Zhen, Macau, dan KualaLumpur sepertinya jadi pelesiran yang sempurna buat kami. Sepanjang perjalanan anak-anak selalu ceria, sehat-sehat, dan itinerary juga relatif lancar. Menyenangkan, terutama karena Hong Kong dengan Disneylandnya memang salah satu bucketlist-nya Lana.

Tahun 2016 baru saja lewat, baru beberapa jam lalu kita masuk di tahun 2017. Biasanya di bulan-bulan seperti ini --akhir tahun atau awal tahun baru, kami sudah punya rencana trip ke luar negeri. Dan biasanya juga, minimal tiket pesawatnya sudah di tangan, sudah dibuking. Bulan April adalan bulan trip ke negeri sebelah, bebarengan dengan bulan ultah Lana dan Keano. Seperti tahun 2015 dan 2016 kemarin.


Tapi di April nanti, atau di sepanjang 2017 yang akan datang, sepertinya kami akan melewatkan tahun 2017 tanpa pelesiran ke negeri sebelah. Kalau jalan jajan di negeri sendiri sih insya Allah jalan terus. Bukan karena cinta banget sama tanah air –kalau itu sih pasti—tapi karena sejauh ini neraca perekonomian keluarga harus kami seimbangkan. Tepatnya alokasi dananya, digeser ke yang lain dulu. Sudah jelas bung pengeluarannya.

Yang pasti, Keano tahun 2017 ini akan masuk SD. Itu jadi satu pos alokasi tersendiri. Lalu ada pergantian pemain si roda empat. Si Ravi yang selama ini sudah banyak menemani road trip kami tanpa rewel di jalanan, sudah mulai menua, dan harus digantikan sama si roda empat lainnya yang lebih muda yang tentunya punya tenaga yang lebih kuat dan fresh. Sambil menunggu pemilik berikutnya, si Ravi sekarang hanya untuk rute pendek saja. Alias dari rumah ke RS saja, nganter eyang berobat/terapi. Atau antar jemput anak ke sekolah.


Ya, di bulan April nanti kami harus absen dulu nengok negeri sebelah. Gak tahu nanti kalau ada rezeki lain, mungkin di akhir tahun bisa lanjut lagi. Tapi sepertinya di tahun 2017 ini nggak ada di proyeksi kami untuk itu. Lagian jadwal buat trip juga memang terbatas. Terutama cutinya. Biasanya kami ada 3 kali cuti. Bulan April, libur lebaran, dan di akhir tahun. Yang biasanya memang bebarengan dengan libur sekolah anak-anak.

Enaknya tinggal di Indonesia, kita nggak akan kehabisan destinasi. Buanyak seabreg. Kalau jalan-jalan di negeri sendiri, toh bisa milih variasi pelesir. Dari yang mewah sampai yang murah meriah. Buat sekedar mengisi wiken, bisa ke kota sebelah; Bogor, Sukabumi, Banten, atau Bandung misalnya. Atau main-main di  ke Taman Topi, TMII, ataupun taman depan kompleks pun jadi. Anak-anak sudah senang hehe.. Bersyukur.


Bersyukur... itulah yang jadi perhatian kami setelah melewati tahun 2016 dan tahun-tahun sebelumnya. Bersyukur, karena sepertinya semua keinginan kami alhamdulillah lancar terpenuhi. Step by step. Pelesiran bulan madu (Medan-Penang-Ko Phi Phi- Bangkok-Makassar), jadi awal kami berumah tangga. Lalu setelah punya punya anak, dan di awal-awal berumah tangga, untungnya hati ini dijauhkan dari keinginan buat pelesiran jauh. Seperti sudah diset dari sononya, semuanya berjalan tenang menjalani prioritas-prioritas yang ada.

Sekali lagi kami harus bersyukur, karena memang perekonomian kami sangat biasa-biasa saja. Seperti halnya pasangan muda lainnya yang baru membangun rumah tangga, neraca ekonomi kami pun berada di saldo bawah terus. Setahun pertama berkeluarga, kami mengontrak rumah kecil atau petakan, yang alhamdulillah ternyata betah. Baby Lana pun sehari-hari, atau ke mana-mana digendong naik motor--harta pertama dari hasil kerja.

Setelah ngontrak rumah, setahun berikutnya baru bisa nyicil beli rumah, yang waktu itu hanya sanggup dengan cicilan terkecil dan terlama, 15 tahun. Alhamdulillah setelah kira-kira 4 tahun, kredit rumah bisa ketutup dilunasin. Dua tahun lebih jadi motoris, dan karena rumah sebagai prioritas utama sudah didapat. Akhirnya mulai berkeinginan buat punya si roda empat.

Begitulah, gimana nggak kami harus bersyukur. Bersyukur karena kami melewati itu semua. Mungkin gak semua orang bisa merasakan dan mendapatkan itu. Buat orang kaya atau anak konglo sekalipun, yg bisa jadi semuanya serba tersedia mulai dari lahir, kecil dan dewasa. Mungkin beliau-beliau gak bisa merasakan indahnya ngejar-ngejar bis kota, desak-desakkan di transport umum, ngekos di jalan-jalan kecil ibu kota, makan rutin di warteg, atau bahkan merasakan periode mie instan dan telur jadi andalan. Atau enaknya tidur di rumah kontrakan dari hasil keringat sendiri. Dan kenikmatan itu berlipat ganda ketika tidur hari pertama di rumah sendiri yang masih kredit. Rezeki memang gak ke mana. Semua sudah ada bagiannya, sudah ada yang atur.

Sekali lagi kami bersyukur, di awal-awal bekerja dan berumah tangga, kami bisa tetap merasakan indahnya negeri sendiri dan negeri sebelah. Gak harus dengan uang sendiri, dan gak maksain juga. Ngalir dengan sendirinya. Lagian dari kantor juga sudah bisa kerja sekalian cuci mata. Mulai dari keliling indonesia, dari Aceh sampai Merauke. Atau jokka-jokka sampai benua tetangga seperti Eropa, atau Australia. Negeri-negeri di Asia Tenggara, juga Korea, Uzbekistan, Selandia Baru, sampai Amsterdam, Paris, Roma, dan umroh ke tanah suci. Atau merasakan indahnya Turki dengan Istanbul, Ankara, Konya, Kapadokya, dan juga ketemu suku Kurdi di Dyarbakir, jadi pengalaman yang menyenangkan. Bersyukur lagi, karena walaupun gak kaya harta, di tempat kerja lama dan yang sekarang, dapat pengalaman yang berharga...

Mungkin dari pengaruh trip kerjaan kantor juga, racun jalan-jalan itu semakin menyebar dan menjangkiti keluarga kecil ini. Tapi lain dulu lain sekarang. Sekarang pikirannya, kalau jalan-jalan maunya bawa anak, ajak anak. Sudah gak terlalu menikmati kalau jalan-jalan sendiri.


Setelah melewati tahun 2016 yang menyenangkan, sekaligus tahun yang sulit, karena kami baru saja ditinggal adik kami tercinta (Semoga almarhum bahagia di sana dan diterima di sisi-Nya. Aamiin). Di tahun 2017 ini juga, semoga Lana, Keano, eyang dan keluarga kami yang lain diberikan selalu kesehatan dan kebahagiaan. Aamiin.

Selamat tinggal 2016, selamat datang tahun 2017.
Selamat Tahun Baru!!

Depok, 1 Januari 2017.
(Sekadar catatan awal tahun, yang mudah-mudahan menjadi pengingat kami untuk selalu bersyukur.... Sudah ah, packing dulu. Saatnya liburan. Banten-Lampung, kami datang...)
 

You Might Also Like

0 komentar