Swift

Menyusuri Jejak Tentara Vietkong di Cu Chi Tunnels Vietnam


Ini cerita masuk lubang tikus. Bukan lubang tikus beneran sih, ini sebutan saya buat lorong-lorong bawah tanah, yang sumpek, sempit dan pengap, tapi sukses membawa Vietnam menang perang melawan Amerika. Perang Vietnam sendiri berkecamuk selama sekitar 18 tahun. Berakhirnya tahun 1975. Tapi terowongan peninggalan perang ini, masih diabadikan di kawasan Cu Chi, 42 kilometer dari Ho Chi Minh City, kota terbesar di Vietnam.

Cara ke Cu Chi Tunnels ada berbagai macam. Bisa mandiri pakai angkutan umum, dengan ngeteng bis misalnya. Atau bisa ikut tour. Dan gak kaya biasanya, perjalanan kami kali ini mengikuti tour sebuah biro perjalanan. Tujuannya biar gampang mendapat transportasi, dan bisa dapet penjelasan tentang tempat yang akan disinggahi nanti dari pemandu tour. Dijemput di penginapan, dan diantar lagi di titik-titik sesuai perjanjian. Lumayan dengan ikut paket ini, tripnya jadi lebih pasti, dan pulangnya kami masih punya waktu lagi buat eksplor kota.


Di kota Saigon atau Ho Chi Minh City, tour menuju Cu Chi Tunnel dijual di mana-mana. Ini memang salah satu daya tarik wisatanya. Jadilah kami mendaftar ikut tur di sebuah travel agent yang lokasi gerainya gak jauh dari Ben Thanh Market.

Keputusan untuk ikut travel ternyata udah paling bener dan gak disesali kemudian. Karena Cu Chi itu macam pedesaan yang jalannya kecil-kecil. Mungkin ibarat Rawa Denok bagi orang Jakarta. Nah, bedanya di Rawa Denok banyak angkot. Di sini saya yakin nggak. Dan berasa repot kali kalau mesti tukar-tukar transportasi umum dengan bahasa Vietnam yang bingung kami mengerti.

Kalau ikut travel yang anggota rombongannya banyak, jelas harganya lebih murah. Kita rame-rame naik bus yang kapasitasnya bisa mencapai 30an orang. Kalau mau lebih privat bisa naik minibus. Harganya tentu sedikit lebih mahal.


Sebelum mencapai Cu Chi, sama pihak travel kita diajak mampir ke pusat kerajinan. Sekaligus sesi buat toilet katanya. Salah satu contoh kerajinanannya terbuat dari kulit telur. Bisa liat pembuatannya sekaligus belanja kalau mau. Kalau gak mau, tukang juice di sebelah tempat kerajinan, juga bisa jadi tempat jajan. Kalau gak mau juga, duduk di bus aja juga gak dosa, sambil nunggu bus melanjutkan perjalanan.

Ada dua pilihan ikut travel ini. Pertama, peserta yang bayar busnya aja (plus pelayanan guide tentunya), sementara tiket beli sendiri di lokasi. Kedua peserta yang sudah bayar paketan kayak kami, ongkos bus plus tiket masuk. Tiket masuk Cu Chi Tunnel 11.000 VND (Vietnamese Dong) atau sekitar 65 ribu rupiah. Kurs tahun 2017. Kalau mau dapat paket tour harga murah, jangan segan menawar. Bisa juga window shopping dulu, bandingin harga antara travel satu dengan travel lain.

Untuk anak seusia Keano, yang umurnya masih 6 tahun, bisa masuk gratis. Sementara Lana, kakaknya yang berusia 9 tahun sudah bayar full. Aturan ini agak gak jelas sebenarnya. Tadinya agen tour travel bilang Keano harus bayar karena tingginya lebih dari 120cm. Tapi kami ngotot gak mau bayar kalau aturannya gak jelas. Akhirnya cuma bayar transport aja buat Keano. Perjanjiannya, kalau Keano tetap harus bayar tiket masuk, kami akan beli sendiri di lokasi.


Sampe di Cu Chi, mas-mas yang memandu kita sejak dari bus langsung menjalankan tugasnya dengan tangkas. Namanya Mr. Veng. Jalannya cepet banget. Semua pengunjung yang baru datang langsung diarahkan ke ruang presentasi. Di sini kita bisa lihat film sejarah perang Vietnam. Mulai dari cerita Vietnam yang gemah ripah loh jinawi dan kaya sumber daya alam, sehingga kemudian ada penjajah macam bangsa Amerika yang mau cawe-cawe di negeri ini. Sejarah memang tergantung sudut pandang. Di sini, digambarkan betapa gagah beraninya pejuang Vietnam. Dengan senjata seadanya melawan kedatangan tentara Amerika. Termasuk kehebatan tentara perang perempuannya. Mereka yang pinter masak di dapur tapi lihai juga memanggul senjata.


Dan ini dia bintang utamanya. Terowongan Cu Chi alias Cu Chi Tunnel. Lorong berliku di bawah tanah, tempat lalu lalang tentara Vietnam menghindari kejaran musuh. Tubuh orang Vietnam yang kecil (dibanding tentara Amerika), plus lincah dan gesit menjadi modal pergerakan senyap mereka di lubang-lubang ini. Selain menjadi jalur penghubung, terowongan rahasia juga memiliki ruang tidur, dan bahkan dapur untuk memasak. Ia juga memiliki ventilasi tersembunyi yang membuat penghuninya tak sesak nafas berada di bawah tanah.


Lubang masuk pun letaknya tersembunyi dan terkamuflase oleh rimbunnya pohon dan dedaunan. Kalaupun tentara Amerika menemukannya, tubuh mereka terlalu besar untuk bisa masuk dan bergerak di dalam. Lagipula terlalu beresiko menembus lubang ini. Bisa-bisa mereka justru terjebak musuh di bawah tanah.


Selain terowongan, strategi perang gerilya yang dilancarkan tentara Vietnam didukung oleh bermacam jebakan bagi musuh, yang mereka buat sendiri dan ditanam dalam hutan. Bentuknya macam-macam. Kalau pernah nonton film Rambo, yah macam itulah. Kalau belum pernah nonton, ya nonton dulu sana hehehe... Tapi sebelum nonton, gini nih bocorannya. Jebakan tentara Vietnam buat musuhnya rata-rata berupa tonggak-tonggak besi tajam yang bertujuan melukai dan melumpuhkan. Bukan untuk menghilangkan nyawa. Musuh yang berhasil mereka tawan, bisa digunakan untuk memeras pihak lawan.


Bentuk jebakannya macam-macam. Ada bandul berduri besi yang bisa mengayun dari atas, ataupun jebakan yang membuat penginjaknya kejeblos di lubang yang bawahnya dipenuhi besi-besi vertikal tajam. Males banget kan ngebayangin kejeblos lubang macam ini.

Jebakan-jebakan ini secara teori tujuannya memang gak mesti mematikan pihak lawan. Melukai musuh, punya efek lebih besar buat merusak mental lawan dalam berperang.


Di sejumlah sudut ada juga diorama yang menampilkan kehidupan gerilyawan di masa perang dulu. Ada yang menunjukkan suasana tentara sedang beristirahat, ada pula suasana proses pembuatan senjata dan daur ulang amunisi. Selain itu sisa-sisa kendaraan perang macam tank juga dibiarkan menjadi tontonan.


Sebelum melanjutkan ke spot yang lain, kami istirahat dulu sebentar. Seperti tempat wisata lainnya, Cu Chi Tunnels juga menyediakan lapak-lapak souvenir untuk kenangan-kenangan. Kalau Lana dan Keano, ternyata mereka lebih pilih jagung bakar saja.

Dan di sebelah area ini, pengunjung juga bisa mencoba latihan menembak. Sudah pasti bayar untuk arena menembak ini.


Yang paling seru, dan jadi atraksi pamungkas di Cu Chi Tunneles ini adalah bagian di mana pengunjung boleh masuk lubang dan menelusurinya. Lubang yang boleh dimasuki adalah yang ukurannya gak terlalu sempit, dan dijamin keamanannya oleh pengelola. Rutenya sekitar 100 meter, tapi kalau gak kuat merangkak sepanjang itu boleh keluar duluan di beberapa lubang yang tersedia. Yup, lubang yang katanya paling besar aja, sebagian besar kita cuma bisa merangkak atau jalan jongkok melaluinya. Bahkan untuk Lana dan Keano. Jalurnya gak selalu datar pula. Kadang harus naik undakan, atau jeblos turun. Katanya sih, lubang ini bertingkat-tingkat di dalam tanah aslinya.


Di dalam gelap dan gak ada lampu. Jadi penting bawa senter. Bisa juga manfaatin senter handphone. Cuma yaa namanya juga gelap, Lana dan Keano pasti heboh teriak-teriak manggil-manggil. Antara penasaran pengen terus menelusuri lubang, tapi juga takut karena emak bapaknya kadang gak keliatan. Yang paling susah jalan tentu saja si suami yang badannya paling besar. Bule-bule yang ikut sebagian juga badannya kalah gede. Jongkok aja susah beliaunya di dalam.


Yes.. akhirnya sampai ujung, dan bisa bernafas lega. Keringat mengucur di mana-mana. Gerah banget di dalam. Apalagi merangkak, jalan jongkok hingga merayap, mengeluarkan banyak tenaga. Yang pasti, waktu di dalam lorong, kaki berasa pegal.

Kelar petualangan ini, pengunjung pun diajak istirahat. Kami disuguhi singkong rebus dan teh hangat. Buat bule-bule singkong rebus keliatan aneh. Mereka cuma ambil sedikit buat icip-icip.
Yang paling bahagia jelas Lana dan Keano, soalnya porsi singkong rebus yang gak dimakan pengunjung lain, bisa dengan puas mereka habiskan😅


Petualangan yang seru dan berkesan. Sejarah memang bisa dinikmati dari beragam sisi. Buat warga Vietnam, yang negaranya terus berkembang, Cu Chi Tunnel adalah kebanggaan. Simbol bahwa kekuatan sekuat dan sebesar apapun bisa dikalahkan dengan keuletan.

*****

Sebagai gambaran dan untuk memperjelas suasana tour atau jalan-jalan di Cu Chi Tunnels, bisa lihat video di bawah..



You Might Also Like

0 komentar