Swift

Ta Prohm, Candi The Tomb Raider (Angkor Wat part 3)


Terus terang, saya lupa-lupa inget pernah nonton film Tomb Rider apa nggak. Saya ingat sih beberapa adegannya. Tapi saya gak yakin, itu saya nonton keseluruhan, atau sebagian aja, atau jangan-jangan saya cuma liat trailernya hehehe...

Cuma yang gak mungkin salah, jagoannya saya tahu banget namanya Lara Croft, diperankan oleh Angelina Jolie. Tokoh Lara Croft di situ keren banget, cewek yang pemberani dan jagoan. Salah satu lokasi syutingnya juga berkesan, sebuah kuil kuno yang dengan akar-akar pohon raksasa yang menyelimutinya. Ke situlah kami pergi waktu mampir ke Siem Reap, Kamboja. Ta Prohm, kuil yang menjadi bagian dari situs arkeologi terbesar di dunia, Angkor.


Btw, film Tomb Raider yang kita bicarakan itu yang keluar pertama dulu ya, tahun 2000an. Bukan yang terbaru tahun 2018 ini. Dulu, Mbak Jolie lagi cakep-cakepnya. Badan kencengnya menginspirasi semua perempuan kayaknya, termasuk saya ✌

Balik ke Ta Prohm, saking terkenalnya film Tomb Raider dan Angelina Jolie sebagai tokoh utama Lara Croft kala itu, kuil atau candi ini, oleh warga lokal sempat disebut sebagai kuil Angelina Jolie. Padahal, situs yang dibangun pada abad ke 12 ini, tadinya dikenal sebagai Rajavihara, kuil untuk menghormati Dewa Brahma. Gak heran kenapa demikian, mirip dengan James Bond Island di Thailand, yang tambah banyak pengunjung setelah jadi lokasi syuting film James Bond, begitu juga Ta Prohm.


Dibanding dua candi sebelumnya yang kami kunjungi di Angkor, yakni Angkor Wat dan Candi Bayon, Ta Prohm memang memiliki karakter yang lebih kuat. Nuansa magisnya langsung berasa begitu melihatnya. Ukuran, boleh jadi jauh lebih kecil dibanding Angkor Wat dan Bayon. Tapi.. buat orang-orang yang suka sama cerita-cerita misteri, Ta Prohm jauh lebih menarik. Reruntuhannya masih keliatan natural, sebagai candi yang ratusan tahun terabaikan dan akhirnya ditemukan kembali di tengah hutan.


Beda dengan Angkor Wat dan Candi Bayon yang keliatan dari pinggir jalan yang melingkari kawasan Angkor, untuk memasuki Ta Prohm dari kita harus jalan kaki sekitar 300 meter dari gerbang parkir. Kayak masuk hutanlah, kiri kanan pohonnya besar dan tinggi. Di ujung jalan tanah, barulah tampak candi ini, tersembul di antara rimbun pohon dan lumut-lumut hijau yang menghiasi.


Pohon berusia ratusan tahun, yang akar-akar besarnya terlihat seolah memeluk candi, kayaknya sengaja dibiarkan. Meski, gara-gara akar pohon ini, struktur candi jadi terhimpit. Beberapa bagian Ta Prohm, gak boleh dimasuki pengunjung karena bahaya runtuh sewaktu-waktu.


Gak perlu waktu lama menjelajahi seluruh lorong-lorongnya, karena memang candi ini tak terlampau luas. Kadang kita harus masuk terowongan, kemudian berakhir di area lapang di dalam candi.


Kalau dua candi sebelumnya yang  kami kunjungi, Angkor Wat dan Candi Bayon sudah bertransformasi menjadi candi Budha, identitas Ta Prohm masih lebih kuat Hindu.


Bagi sebagian besar turis, candi-candi di kawasan Angkor mungkin hanya dianggap objek wisata, bangunan bersejarah yang bikin kagum dan wajib dilestarikan. Tapi sesungguhnya, candi-candi ini masih berfungsi sebagai tempat ibadah bagi umat Budha dan Hindu di Kamboja. Tempat sakral di mana berkomunikasi dengan Yang Maha Agung terasa lebih dekat dan akrab.
Karena itu untuk menghormatinya, bersikap sopan menjadi wajib, jangan tengil kayak di theme park ataupun tempat hiburan.


Keluar Ta Prohm, sopir tuk tuk kami yang murah senyum sudah menanti. Abis leyeh-leyeh dia, ngadem di bawah pepohonan. Perut lapar, karena sudah waktunya makan siang. Tadinya kami mau makan di lokasi ini. Ada sekitar tiga resto di parkiran, selain warung-warung kecil yang bertebaran.
Cuma, setelah masuk ke salah satunya dan mempertimbangkan kehalalan dan harga, kami memilih makan ke luar lokasi. Selamat tinggal Angkor, kunjungan kami di Ta Prohm mengakhiri perjumpaan dengan situs bersejarah yang menakjubkan ini.



*****




You Might Also Like

0 komentar